Perang 10 November


Hari Pahlawan, Peristiwa Heroik 10 November 1945 di Surabaya

Bangsa Indonesia menjadikan tanggal 10 November sebagai hari pahlawan bukan tanpa alasan. 63 tahun yang lalu, tepatnya pada 10 November 1945 bangsa Indonesia yang ada di kota Surabaya menghadapi serangan besar-besaran dari Inggris dan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perang yang dimulai pada tanggal 10 November 1945 pagi hari itu merupakan perang yang cukup lama. Sebelumnya pihak Inggris menduga perang hanya akan berlangsung dalam 3 hari, namun ternyata perang berlangsung hingga satu bulan. (lebih lengkap bisa dibaca disini).

Peristiwa kala itu ternyata mampu menginspirasi perlawanan rakyat Indonesia di wilayah lainya untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.

Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Bertepatan dengan peringatan hari pahlawan pada tahun ini, Pemerintah Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional kepada para pejuang Indonesia yang sebelumnya belum menerima gelar (karena alasan politis).

Mantan Perdana Menteri Pertama RI yang juga dikenal pendiri Masyumi Moh. Natsir dan tokoh perjuangan Surabaya Soetomo serta Mantan Ketua PUI Abdul Halim menerima gelar Pahlawan Nasional dan Bintang Mahaputera Adi Pradana dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 10 November.

Kalau mau mengoleksi ataupun mendengarkan pidatonya Bung Tomo yang luar biasa menggetarkan kala itu, bisa didownload disini dan disini, lalu dengarkan pake software media player.

“… Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar … Merdeka !” , kalimat terakhir pidato Bung Tomo sebelum perang 10 November 1945.

Hari ini, kita masih berkesempatan menikmati kemerdekaan yang merupakan warisan dari para pejuang di masa lalu. Kita tidak pernah mengalami bagaimana rasanya berperang melawan penjajah, mengangkat senjata melawan musuh, ataupun sekedar mendengar dentuman laras panjang, meriam, ataupun bom. Namun setidaknya hingga detik ini kita masih turut merasakan semangat untuk berjuang, berjuang mempertahankan kemerdekaan, berjuang meneruskan perjuangan para pahlawan, berjuang untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah bangsa yang besar.

0 Responses